Sensor posisi crankshaft (sinyal N1) terdiri dari magnet, inti besi dan pickup coil. Plat sinyal posisi crankshaft memiliki 30 gigi (36 dikurangi 6 gigi) dan dipasangkan pada puli timing crankshaft. Sensor ini membangkitkan 30 sinyal setiap kali mesin berputar. ECM mendeteksi sudut crankshaft dan putaran mesin berdasarkan pada sinyal N, maupun berdasarkan silinder pada kombinasi sinyal N1 dan sinyal N2*.
*: Sinyal output dari sensor posisi camshaft.
Wiring diagram
Prosedur Pemeriksaan:
Petunjuk:
• Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin ketika terdeteksi malfungsi. Pada saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah bergertak atau berhenti, mesin telah dipanaskan atau tidak, rasio udara bahan bakar kurus atau gemuk, dan data lain sewaktu malfungsi terjadi.
• Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem mekanisme mesin.
Pemeriksaan Sonsor:
(a) Lepaskan konektor sensor posisi crankshaft C2.
(b) Ukur tahanan sensor posisi crankshaft.
(c) Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.
Pemeriksa Harness dan Konektor (SENSOR POSISI CRANKSHAFT - ECM)
(a) Lepaskan konektor sensor posisi crankshaft C2.
(b) Lepaskan konektor ECM E8.
(c) Periksa tahanan.
Tabel Tahanan Standart (short)
Tabel Tahanan Standart (Open)
(d) Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.
(e) Hubungkan kembali konektor ECM.
Periksa pemasangan sensor posisi camshaft:
(a) Periksa pemasangan sensor posisi crankshaft, apakah Sensor telah dipasangkan dengan benar.
(b) Periksa gigi plat sensor, apakah plat sensor tidak memiliki beberapa retak dan
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda